Cara Mengatasi Stigma terhadap Konseling Psikologis di Masyarakat


Stigma terhadap konseling psikologis masih sering dijumpai di masyarakat kita. Hal ini menjadi sebuah hambatan besar bagi individu yang sebenarnya membutuhkan bantuan psikologis namun merasa malu atau takut untuk mencarinya. Bagaimana seharusnya kita mengatasi stigma ini?

Menurut pakar psikologi, Dr. Ani Wijayanti, stigma terhadap konseling psikologis dapat diatasi melalui edukasi dan sosialisasi. “Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang benar mengenai pentingnya konseling psikologis dalam menjaga kesehatan mental dan emosional,” ujarnya.

Salah satu cara mengatasi stigma terhadap konseling psikologis adalah dengan meningkatkan literasi masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan mental. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi gangguan mental di Indonesia cukup tinggi, namun hanya sedikit yang mencari bantuan psikologis.

Dr. Ani Wijayanti juga menambahkan, “Penting bagi kita untuk mengubah persepsi bahwa konseling psikologis hanya untuk orang-orang yang ‘gila’ atau ‘sakit jiwa’. Sebenarnya, konseling psikologis adalah sebuah bentuk perawatan yang dapat membantu siapapun dalam mengatasi masalah emosional dan mental yang mereka alami.”

Selain itu, dukungan dari keluarga dan teman-teman juga sangat penting dalam mengatasi stigma terhadap konseling psikologis. Saat seseorang merasa didukung oleh lingkungannya, mereka akan lebih berani untuk mencari bantuan dan merasa lebih nyaman dalam proses konseling.

Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat, memberikan dukungan kepada individu yang membutuhkan, serta mengubah persepsi negatif terhadap konseling psikologis, kita bisa bersama-sama mengatasi stigma ini. Mari kita berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli terhadap kesehatan mental!

Theme: Overlay by Kaira puskesmasngawenblora.com
Ngawen, Indonesia